CERITA DEWASA KEENAKAN MEMPERKOSA PENARI JALANAN TUBUH BOHAI PART2

CERITA DEWASA KEENAKAN MEMPERKOSA PENARI JALANAN TUBUH BOHAI PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA KEENAKAN MEMPERKOSA PENARI JALANAN TUBUH BOHAI PART2, Hasrat-Bispak12 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main pula, masuk-masuk ke dalam mulut saya, ajak bergelut lidah saya. Lain sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang sukai berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, namun saya berasa tak mau menantang, gak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya terdesak kepalanya. Duh, yang saya melakukan ini salah tidak ya? Iya, saya mulai sadar saya tengah jual tubuh saya… itu sesungguhnya salah, namun kok… mengapa saya jadi gak perduli? Mengapa saya jadi jadi bernafsu memikirkan bagaimana nampaknya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya dilahap, serta tubuh saya dihimpit tubuh laki laki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, serta cairan di mulut saya. Serta saya malahan tambah terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.


"Uaahhh…" keluh saya saat Juragan pada akhirnya menarik bibirnya.


Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya serta bibir Juragan.


"Juragan… rasanya kok lain ya…" kata saya. "Jiah!"


Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.


"Bagaimana Denok, kamu sukai di cium seperti barusan? Nikmat kan?"


"Ahn…" desah saya karena kenikmatan pentil saya dimain-mainkan, menyebabkan pembicaraan saya sudah tidak terselesaikan,


"Iya Juragan… saya sukai di cium seperti tadi…"


"Betul? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Ucapnya, "Saya membikin kamu makin nikmat di sini ya?"


Juragan mengungkap kancut saya serta menowel… menowel… itil saya!


"Coba bila begini…"


"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… gak boleh!!"


Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel serta dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi semacam itu?


"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.

CERITA DEWASA KEENAKAN MEMPERKOSA PENARI JALANAN TUBUH BOHAI PART2

Saya belumlah sempat disentuh orang pada bagian situ. Sumpah, saya gak tahu ada apakah rupanya. Rasanya ada suatu yang ingin keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan terus memain-mainkan itil saya tanpa ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya  ke… belahan memek saya!


"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… gak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang pengin keluar Juragan… aduh…"


Betul-betul, saya terasa seperti pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan lagi main di kemaluan saya, dan gak tahu mengapa, saya justru ngangkat-ngangkat selangkangan saya!


"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"


Bobol-lah pertahanan saya selanjutnya, dan kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal.  Aduhhh… malunya. Saya terasa seperti baru saja pipis di dipan Juragan. (Terakhir  saya mengetahui itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya nikmat serta sangatlah nikmat, hingga ada yang keluar tubuh saya sehabis itil serta memek saya dimain-mainkan Juragan? Hingga saya angkat pinggul saya?


"Haahh… haduhh…" Saya terengah, sesudah ngecrit, tubuh saya seperti habis terkena strum atau kesambar petir. Duh, hilang ingatan tenan. Hingga gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sekalian omong, "Nach, itu buat mula-mula, Denok…"


Serta mendadak saja, Juragan udah membuka celana, dan melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!


"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Betul-betul saya belum ketahui banyak berkenaan tubuh lelaki serta wanita.


"Ini namanya kontol, Denok," Juragan memaparkan, "Kontol ini ingin masuk ke memekmu…"


Saya melotot menyaksikan anunya Juragan yang besar serta berurat itu. "Tapi… namun tidak akan muat, Juragan!"


"Tidak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali kalaupun kamu ingin kumasuki."


Ini kali Juragan tak menunggu jawaban saya. Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menekan tubuh saya di bawahnya. Serta anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya sampai njerit!

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"


Juragan mendengus dan menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"


Perawan? Aduh biyung… saya ditiduri Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya berasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya sudah tidak perawan kembali!


"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan menanyakan tanpa tunggu jawaban, menerobos lebih dalam ke anu saya. Saya sekedar dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya sampai keluar semua… Beliau capai belakang kepala saya, suruh saya lihat. Di kontolnya tampak bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sekalian mencium, anunya ia tambahkan kembali ke memek saya.


Saya njerit kembali, namun mulut saya ketutupan mulutnya. Selanjutnya Juragan selalu nggenjot saya, masuk keluar, masuk-keluar, makin lama makin cepat. Tubuh saya digoncang-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, diguncang pergerakan Juragan. Saya hingga tidak dapat bicara, sekedar dapat ndesah serta njerit gak karuan. Saya usaha meminta Juragan tak boleh kencang-kencang, namun beliau tak dengerin. Tapi…kok saya berasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, dan saya baru mengerti ngentot itu… enak… udah gitu… saya… dilunasi? Mengapa nggak dari dahulu saja, ya?Tersirat ingatan sesuai itu dalam kepala saya. Namun saya abaikan. Saya luluh gara-gara serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau rebah serta memohon saya tegak, saya nurut. Serta tubuh saya gerak sendiri, turun-naik sembari masih tersodok kontolnya.


"Aah! Aiih!! Hiih!"


Duh, saya sudah tidak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau semacam apa Kedengarannya saya. Muka saya pastinya nampak porno sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan nampak puas.


"Hah… uh… Marilah lagi Denok… saya puas ndengar suaramu jika dientot… mbikin jadi hasrat. Kamu juga sukai, kan?" Juragan usaha ngajak berbicara. Saya njawab dengan lenguhan serta bicara gak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

"Denokh… uh… kelak jika sudah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di antara napasnya yang mengincar.


"Sampai?" Saya kebingungan apa tujuannya.


"Kelak  kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.


"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin di kamu jika kamu udah… hingga sampai, ya?"


"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya tidak mengerti apa artinya Juragan, dan gak sempat mikir juga.  Mana sempat mikir, jika kepala saya dipenuhi dengan hati nikmat karena dientot Juragan. Tetapi tidak lama setelah itu saya berasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, waktu seperti itil serta memek saya dimain-mainkan barusan. Sudahkah waktunya?


Saya tidak dapat kontrol tubuh saya. Saya kian suka nggoyang pinggul, merasai kontol Juragan dalam anu saya.


"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Serta menjeritlah saya.


Juragan dengar saya njerit, serta langsung memegang tangan saya sembari angkat pinggulnya maka dari itu burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.


"Khn! Ghooh!"


Mata saya melotot, mulut saya nganga, barangkali lidah saya menjulur keluar, saya telah tak perduli semesum apa cakepg saya saat lagi saya menjerit kenikmatan itu. Saya merasai ada yang keluar dalam kemaluan saya. Basah serta hangat. Dari anunya Juragan. Buat pertama kali ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.


"Hiyahh…" erang saya.


Tubuh saya cenderung di depan, ke-2  tangan saya bertopang ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sembari memekik. Dan selanjutnya tumbanglah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang terdesak jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya muncul keras. Sejumlah lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk. Ia selanjutnya geser saya dan bangun, lalu memanfaatkan kembali busananya. Sekalian memakai pakaian, ia bicara ke saya.


"Hehehe. Cukup bisa juga ndapat perawan siang-siang begini… Jika kamu ingin, Denok, mencari uang itu tidak sulit…"

CERITA DEWASA KEENAKAN MEMPERKOSA PENARI JALANAN TUBUH BOHAI PART2

Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak tidak karuan di dipan Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan. 


"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan buat membayar sewaan kamu 3 bulan?"


Saya tiduran rada lama hingga kemudian kapabilitas saya kembali. Cepat-cepat saya gunakan kembali kemben serta kain saya. Haduh, cakepg saya sudah tentu nggak karuan. Bedak saya sampai luntur dan menempel di seprai dipan Juragan. Juragan terus duduk melihat saya yang kalang kabut gunakan pakaian. Beliau diam saja. Saya pamitan serta terburu-buru turun. Di bawah, di muka toko makin ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, tetapi saya gak berani hadapi mereka, ditambah lagi sesuai berantakan berikut ini. Saya hingga 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke kontrak. Ee, rupanya ibu pemilik kontrak kembali menduduki di muka.


"Siang-siang kok sudah balik, Denok? Lah, kok amburadul getho? Habis ngapain kamu?"


Seluruh pertanyaannya saya abaikan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya segera mabur ke kamar. Saya terus membuka baju dan sanggul, masuk kamar mandi, dan mandi…ngguyur sekujur badan, bersihkan muka. Masih gak yakin apa yang baru saja saya kerjakan secara Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang sewaan 3 bulan. Apa saya berduka atau malu? Apa saya harusnya bersedih atau malu? Gak tahulah… Tetapi yang terjadi malahan tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, permainkan itil saya seperti yang sedang dilakukan Juragan tadi…


Saya sang Denok, penari jalanan. Ini peristiwa kehidupan saya. Sehabis hari itu, ada yang berganti di kehidupan saya. Saya terus cari penghidupan dengan menari untuk beberapa orang di Pasar. Tetapi ada yang lain…sekarang, kapan pun saya butuh uang, saya tidak kembali malas-segan menjajakan tubuh saya pada lelaki.  ini gak betul, serta semestinya saya stop, namun bujukan duwit terlampau kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, seluruhnya orang di Pasar mengenal saya. Siapakah yang tak mengenal sang Denok yang berkemben merah, berbedak serta bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Serta saat ini saya juga di kenal jadi Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya baik. Telah malam, serta saya barusan menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah orang, saya kasih senyuman manis serta saya bisikkan harga saya kalaupun ia pengin.


"Benar nih, begitu?" kata sang supir yang memiliki tubuh kerempeng, punya rambut cepak, dan mulutnya berbau minuman.


"Hehehe," ucapnya sembari menyentuh kemben saya.


"Pengen donk nyobain," ia remas tetek saya.


Dari semuanya orang yang berada di sana, sekedar ia dan seorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong dalam pasar, yang gak laku-laku dikontrak karena terletak begitu ke dalam.  Saya membuka antara lainnya serta saya hidupkan lampunya, serta 2 orang supir itu juga saya layani di situ. Saya digilir mereka berdua di situ. Mereka meminta saya layani mereka sekalian. Jadilah saya dikempit mereka berdua… seseorang ngentoti memek saya, serta yang satunya saya kasih pantat saya.


"Aduh, Neng, bokongnya sempit sangat, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Baru pertamanya?"


"Ah, tidak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.


Temannya main-main menanya, sempat sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya pikirkan barangkali dua puluh atau lebih.  Saya tidak ngitung. Saya tidak peduli… yang saya pikirkan cuman kerja seperti berikut lebih enteng dapat duit. Saya pula tak pernah terasa sendirian kembali.


"Uohhh… buang di dalam bisa tidak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.


Saya ngangguk. Ia muncrat dalam memek saya. Saya tahu itu sebetulnya bahaya, tetapi rasanya lebih enak… anget serta lebih senang saja rasanya. Dan setelahnya, saya memperoleh duit. Sebulan-dua bulan selepas Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi tambah profesional selaku lonte. Telah banyak orang di Pasar yang rasakan tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan lain-lain. Dan saya juga jadi tambah dekat sama mereka semua. 

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Saya seperti nyimpan seluruh rahasia mereka. Hihihi…  saya mengetahui siapakah yang kontolnya sangat besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, kadang saya hingga tahu soal rumah tangga mereka.  saya mengetahui beberapa orang yang setiap harinya tampak galak atau rajin ke arah tempat beribadah, namun apabila sudah pingin, mereka cari saya juga.  Saya pun berulang-kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba sejumlah hal anyar. Semisalnya ngemut serta nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol. Pun jika lubang bokong saya dapat dientot juga.  Duh, waktu pertamanya cobain itu, saya jejeritan. Sakit! Meminta ampun sakitnya. Tetapi makin lama kebiasa juga.  Saya pula jadi tambah mengenal dengan Juragan. Wanita yang ada pada poto bersama Juragan itu betul istrinya, namun telah mati. Mati waktu melahirkan anak sulung, anaknya pun tidak selamat. Juragan sekian lama ini kesepian, serta hidupnya hanya mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, nyatanya beliau sendirian pula seperti saya. Saya pun jadi tahu jika dahulu, pada saat muda serta masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah senang seseorang penari juga.  Hanya saat itu Juragan masih belum mempunyai apapun, ditambah lagi penari itu pun simpanan orang camat. Juragan cuman dapat lihat dan kagum pada dari jarak jauh setiap kali sang penari itu mentas.


Kata Juragan, saya serupa penari itu. Kemungkinan lantaran itu  Juragan selalu memohon saya gunakan kemeja serta dandanan penari komplet setiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut pula suka kalaupun dapat membikin Juragan puas. Semakin hari saya kian terlarut di kehidupan sebagai penari yang berjualan tubuh. Lantaran uang, harga diri saya lupakan, serta saya menjadi bahan pemuasan hasrat laki laki. Setiap kali ada orang menggencet saya, menyentuh saya, masuk tubuh saya… sebetulnya saya ingat jalan ini tidak betul, namun tubuh saya terus mohon lebih.  Saya jadi tidak tahu kembali apa saya terus mengerjakannya karena hanya uang. Semakin lama saya semakin genting. Layani dua-tiga orang sekalian.

CERITA DEWASA KEENAKAN MEMPERKOSA PENARI JALANAN TUBUH BOHAI PART2

Telah tak terhitung orang yang buang benih di kandungan saya. Saya juga tambah berani. Pada akhirnya saya gak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang udah rasakan tubuh saya, dan saya lantas hamil… Alamiah, bila ingat telah demikian banyak orang-orang yang dapat menghamili saya. Namun saya terus melacur walau perut saya jadi membesar. Serta saya pula selalu ada ke Juragan. Akhir kali saya tidur dengan Juragan, perut saya sudah memulai mencolok, serta beliau nampak rada cemas dengan saya.


"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat situasi kamu," kata Juragan sekalian perlahan-lahan memacu saya.


"Tidak apapun Juragan…" kata saya.


Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tak senyuman buat beliau waktu pertama kalinya beliau setubuhi saya. Namun saat ini, antara seluruhnya konsumen saya, saya hanya dapat senyuman untuk Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri pula gak tahu. Karena barangkali selepas Simbok wafat, Juragan-lah yang terdekat dengan saya? Yang terang saya benar-benar nikmati masa-masa bersama Juragan. Terhitung saat ini, waktu beliau tengah senggama dengan saya, sekalian cakepgnya cemas. Rasanya saya pengin membikin beliau gak cemas. Bukanlah sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia tiap-tiap kali tubuh Juragan berhimpun dengan tubuh saya.


Nyaris satu tahun sehabis saya serta Simbok tinggalkan rumah untuk menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi satu insiden yang ngubah hidup saya. Saya udah 6 bulan hamil, tetapi masih keliling menari… Saya sudah semestinya stop. Namun saya mbandel. Saya tak sadar diri di jalan. Pastilah ada yang menyaksikan serta menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Serta dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sembari pegangi tangan saya, ada Juragan.


"Kamu udah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan pada waktu memandang saya siuman.


Juragan menangis. Saya gak dapat apapun karena masih lemas. Setelah itu Juragan kasih tahu saya, beliau dan anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Dan jika saya keguguran.


"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Tetapi anakmu…" Juragan omong itu seluruhnya sekalian nangis.


"Denok, maaf… maafkan saya. Bila tidak dikarenakan yang kali pertama itu, kamu gak perlu hingga sampai seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu hingga jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"




TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama