CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MANIS PART2

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MANIS PART2

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MANIS PART2, Hasrat-Bispak12 Kami balik arah, dan mereka berdua temaniku balik ke kelas. Serta ke-2  doiku ini tidak suntuk jemunya memikat serta menghinaku mengenai Andy. Saya kembali lagi tidak dapat membalasnya, cuma tersenyum malu serta pasrah terima seluruhnya. Saya cuman dapat mengharap kami selekasnya sampai ke kelasku. Tetapi di saat kami hingga sampai di muka pintu kelas, tiba-tiba saya terasa pengin buang air kecil.

"Sher… kamu kembali ke kelas saja dahulu. Jen, saya pengin ke toilet, kelak kalaupun ditanyan pak Totok tolong bilangin saya masih ke toilet dahulu ya", saya menitip pesan pada Jenny.

"Eliza… saya temanin kamu ya…", Jenny merengek-rengek.

"Eh… gak mesti ah… sekejap saja kok", kataku sekalian ketawa geli.

"Ya sudah dech, tak boleh semakin lama ya sayang… Sher, saya masuk dahulu, bye bye…", kata Jenny lalu sama sama mengangkat tangan dengan Sherly, setelah itu masuk ke kelas.

Sherly sendiri selalu merengkuh tanganku. Sebetulnya saya sedikit geli digandeng oleh Sherly dengan mesra semacam ini, namun saya menurut saja sembari mengharap dalam hati mudah-mudahan tak ada yang syak wasangka lihat kemesraan Sherly padaku yang sedikit di luar batasan ini.

Pada akhirnya kami hingga sampai di muka pintu kelasnya Sherly, serta saya menanti Sherly membebaskan gandengan pada tanganku.

"Telah dahulu ya Sher, saya ke toilet dahulu", kataku sekalian tersenyum di Sherly.

"Eliza… saya temani kamu ya…", bisik Sherly di telingaku.

"Ih kamu kok jadi seperti Jenny sich?… Tidak mesti dech, saya kan hanya sesaat", jawabku dengan berbisik juga, serta kembali lagi saya ketawa geli.

"Iya dech, sampai kelak ya Eliza", kata Sherly dengan tipe sedih, tetapi dia angkat tangannya.

"Iya, sampai kelak", saya menjawab sembari angkat tanganku , lalu saya selekasnya ke arah toilet.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MANIS PART2

Saat saya bakal masuk, saya berpapasan dengan Vera yang baru keluar toilet. Kami sempat sama sama sapa, serta diam diam saya berasa bingung, kenapa barusan Vera tersenyum aneh begitu di saat dia melihatku.

Entahlah, lalu saya selalu masuk ke toilet wanita ini, serta dengan asal-asalan saya memutuskan satu diantaranya dari 6 kamar kecil yang ada pada dalam sini. Sesudah saya usai buang air kecil dan membereskan busana dan rok seragamku, saya selekasnya keluar untuk kembali lagi ke kelasku.

"Emmphh…", saya menjerit terbendung waktu tau-tau ada sebuah tangan yang menahan mulutku.

Belumlah sempat saya bereaksi, sebuah tangan lainnya melingkar di muka dadaku dan menarikku ke belakang, dalam pelukan pemilik ke-2  tangan ini.

Saya meronta dengan hati takut, tetapi pelukan ini terlampau kuat, sampai tanpa perlawanan yang mempunyai arti, saya telah terbawa masuk ke gudang yang berada di samping toilet, tempat di mana Vera entahlah ditiduri atau sedang layani Dedi serta Pandu 2 hari lalu.

Penculikku ini selalu membawaku ke ujung area ini, sampai kami berada pada balik timbunan meja serta bangku tua. Tanpa ada lepaskan bekapan tangannya di mulutku, dia mendesak bahuku sampai saya berjongkok, dan tidak beberapa lama kemudian penculikku ini duduk dari sisi kananku, lalu dia memangku badanku di atas pahanya.

"Eliza… kamu gak boleh ribut! Sesaat lagi ada tontonan yang memikat", bisik penculik ini dalam telinga kiriku.

Nada ini membuatku merinding sebab saya tahu ini nada Dedi. Saya termenung sekejap, lalu saya mengacauk lambat. Lebih bagus saya menurutinya, sebab bila saya menyebabkan kerusuhan, lalu banyak yang mengetahui saya di gudang ini lagi berduaan dengan Dedi, apa saja faktanya namaku tentu akan remuk.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Bekapan pada mulutku dilepaskan, serta saya diam saja tanpa usaha lihat mengarah Dedi. Di gudang ini entahlah bakal ada tontonan apa, tetapi seusai tontonan itu selesai, saya cemas Dedi gak dapat membiarkanku pergi demikian saja sebelumnya memaksakan saya layani gairah birahinya di gudang ini.

Saya tengah tidak suasana hati buat ngeseks kini. Diam diam saya berpikiran bagaimana agar ini hari saya tidak mesti mengikhlaskan lubang vaginaku ditembusi tangkai penis lelaki keji ini. Barangkali saya dapat coba tawarkan service oral dengan argumen saya tidak ingin diketahui pihak lain lantaran saya mengesah, atau saya takut ditanya guru di kelasku karena saya kelamaan ada dalam toilet.

Dengan demikian mudah-mudahan sang kurang ajar ini terima alasanku dan tak memaksakanku buat ngeseks dengannya. Saat lagi saya pikirkan adakah argumen yang lebih baik, tau-tau kurasakan Dedi merengkuh lenganku, serta saya arahkan penglihatan mataku mengarah yang dipilih oleh jemari telunjuk Dedi.

Saya tercenung lihat masuknya seseorang cebol langsung kukenali selaku pelayan satu diantara stan di kantin sekolah. Saya tidak tahu nama sang cebol ini, tetapi saya tahu pemilik stan tempat sang cebol ini bekerja yakni Cie Fifi, orang wanita yang menurutku wajahnya elok, umurnya kurang lebih 29 tahun.

Kehadiran sang cebol ini membuatku sedikit takut. Saya tahu diam diam sang cebol ini sukai memandang tajam menjurus Jenny, Sherly, saya, juga siswi lain yang tengah makan di kantin. Tidak tahu apa yang diharapkan Dedi dengan menggeretku ke gudang ini pada saat dia mengetahui sang cebol ini akan masuk ke sini.

Sang cebol duduk dengan sesenang hati di bangku yang ada pada tengah area ini. Saya gak memahami apa yang dilakukan, apa tunggu seorang, atau dia berencana suatu hal lainnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tiba-tiba pintu gudang ini terbuka kembali, dan saya terheran lihat kehadiran Cie Fifi yang masuk dengan raut muka dongkol. Namun anehnya Cie Fifi justru mendatangi sang cebol yang tersenyum senyuman menjijikan.

"Halo Fifi sayang", sapa sang cebol, sementara Cie Fifi cuman diam tidak menjawab.

Tidak lama kemudian sang cebol berdiri, dan seterusnya jantungku berdebar-debar cepat menyaksikan sebuah panorama erotis yang mengagetkan tersuguh di hadapanku.

Sang cebol menyelusup masuk ke rok Cie Fifi yang cuman diam saja. Kepala sang cebol yang sekarang ada pada dalam rok Cie Fifi, benar di muka pangkal paha Cie Fifi bikin sisi depan rok itu menyembul.

"Sshh…", Cie Fifi mendesah sembari pejamkan mata serta menggigit bibirnya sendiri.

Saya selalu memerhatikan sisi yang menyembul dari rok Cie Fifi yang pasti ialah kepala sang cebol itu bergerak gerak, bikin hasratku perlahan-lahan bangun, serta saya harus usaha mengontrol napasku yang mulai mengincar.

"Mengapa elok? Kamu ingin digituin seperti Cik Fifi? Kok kamu ikut pula turut gigit bibir?", tiba-tiba kudengar bisikan Dedi.

Mukaku berasa panas, saya baru sadar jika nyatanya saya pula menggigit bibirku sendiri. Saya memandang Dedi dengan geram. Namun tentunya saya gak dapat melakukan hal sejumlah macam ketimbang nasibku malahan jadi kian jelek. Saya tidak tahu apa yang bakal berlangsung padaku kalaupun saya membikin kekacauan yang menjadikan sang cebol ini tahu saya ada pada sini.

Dedi cuma tersenyum senyuman, sama menjijikannya dengan senyum sang cebol barusan. Serta saya tidak dapat banyak berbuat waktu Dedi yang memangku badanku ini merengkuhku dari belakang serta memulai merayuku.

Dengan ke-2  tangannya yang mengitari badanku dari belakang ini, Dedi mulai meremasi ke-2  payudaraku, kadangkala halus, terkadang kasar, yang tentu tingkah Dedi ini membuatku was-was serta jantungku berdegap lebih cepat.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MANIS PART2

Saya gak berani menahan lantaran saya takut tepisanku mungkin bisa mengakibatkan nada yang bisa-bisa kedengar oleh sang cebol itu maupun Cie Fifi. Saya cuman dapat usaha menggenggam ke-2  pergelangan tangan Dedi yang jauh makin besar dari ke-2  pergelangan tanganku ini, dan saya coba tarik tangan Dedi ke bawah buat melepaskan ke-2  payudaraku dari remasan remasan kurang ajar ini.

Namun tangan Dedi sangat kuat untukku buat kusingkirkan demikian saja. Saya menggeliang kurang kuat, fokusku buat menyaksikan episode erotis di hadapanku ini mulai bubar sebab saya sendiri telah memulai terangsang gara-gara tingkah Dedi yang selalu meremas ke-2  payudaraku.

"Ded… hentikan…", bisikku dengan ketus.

"Ssst!", Dedi menyuruhku diam, tetapi kurang ajarnya ke-2  tangan Dedi itu menempel kuat dan selalu meremasi ke-2  payudaraku.

Sadar dapat peluang Cie Fifi dengar suaraku barusan, saya lihat mengarah Cie Fifi. Nyatanya dia tengah pejamkan mata serta mendesah tidak karuan sembari memegang sembulan di sisi depan rok yang dikenainya, yang jelas yaitu kepala sang cebol.

Meski jantungku berdetak kuat lihat itu seluruh, terasa sakit pada ke-2  payudaraku membuatku kembali mengulet, dan saya coba menjauhkan payudaraku dari remasan remasan nakal ini. Namun dimanapun saya bergerak, telapak tangan Dedi masih tetap menempel kuat dan selalu memberinya remasan di ke-2  payudaraku.

Pikiranku mulai kacau-balau serta napasku mulai berasa sesak. Perlahan-lahan namun jelas, saya mulai teraniaya karena rasa panas yang mulai menjalari badanku ini.

Pada akhirnya saya menunjuk stop menggerak-gerakkan badanku, tetapi saya coba menggenggam serta menarik ke-2  telapak tangan Dedi yang repot mainkan ke-2  payudaraku ini. Saya sadar tenagaku gak bakal ada maknanya buat Dedi, tetapi saya tidak pengen berserah demikian saja.

"Mhhh…", saya dengar rintihan Cie Fifi.

Perhatianku kembali tertuju di fragmen erotis di depanku. Entahlah sejak mulai kapan, saya menyaksikan satu helai celana dalam yang tergelimpang di dekat kaki Cie Fifi.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Itu pastilah celana dalam Cie Fifi yang diambil terlepas oleh sang cebol. Serta Cie Fifi yang sekarang sedikit membungkuk, mendesah serta mengerang dengan paras seperti mengendalikan sakit pada saat sang cebol repot dalam rok Cie Fifi.

Saya pejamkan mataku, mengandaikan dalam rok Cie Fifi itu tidak ada lembar celana dalam yang membuat perlindungan vagina Cie Fifi. Serta sekarang sang cebol itu tidak tahu tengah menjilat-jilati bibir vagina Cie Fifi, menyesap dan memagut bibir vagina Cie Fifi, atau tengah memikat serta mengeduk lubang vagina Cie Fifi dengan lidahnya, atau bisa saja dengan jarinya.

Rasa panas yang menjalari badanku ini lebih jadi selesai.  Saya sangat terangsang, entahlah karena remasan nakal yang telah dilakukan Dedi di ke-2  payudaraku, atau sebab pikiranku yang melayang-layang mengandaikan apa yang berlangsung dalam rok Cie Fifi itu.

Dan badanku menggigil sewaktu saya hampir tidak dapat mencegah diriku buat mengerang karena Dedi mencium tengkuk leherku, serta kondisi jadi makin sukar untukku waktu saya rasakan jilatan Dedi di tengkuk leherku ini.

IV. Akhir Penderitaan Cie Fifi, Awalnya Deritaku

"Saya pun baru tahu lebih kurang dua minggu sebelumnya, kalaupun bu Fifi itu bisa juga digunakan seperti kamu", bisik Dedi di telingaku.

Mau rasanya saya menampar Dedi karena ucap-ucapannya yang sangat kurang ajar itu. Namun saya gak berani mengerjakannya, selain saya takut kemunculanku di sini ketauan oleh Cie Fifi serta terpenting sang cebol, saya gak ingin terima balasan yang aneh aneh dari Dedi dan bikin nasibku bertambah jelek.

Jadi saya cuman dapat memandang Dedi dengan kecewa, tetapi bibirku jadi dipagut oleh Dedi. Saya pejamkan mataku dan menghentikan rintihanku. Saya cuma dapat pasrah melepaskan Dedi melumat bibirku sampai ia suka.

Namun waktu napasku nyaris habis, saya meronta sampai bibirku lepas dari pagutan Dedi, dan saya cepat usaha atur napasku sepelan kemungkinan supaya dengusan napasku ini tidak hingga sampai kedengar Cie Fifi atau sang cebol.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MANIS PART2

"Nungging di sono, Fifi", tau-tau kudengar nada sang cebol, yang tanpa enggan memerintah Cie Fifi secara langsung menyebutkan nama Cie Fifi demikian saja.

Saya kembali mencermati mereka. Telunjuk sang cebol ke arah selembar kardus kusam dari sisi bangku tempat di mana dia tunggu Cie Fifi barusan.

"Dasar kurang ajar. Kamu ingat ya! Ini hari telah ke sembilan!", kata Cie Fifi dengan 1/2 mendamprat di sang cebol.

"Iya iya… tinggal 1 kali kembali. Telah cepat nungging", sang cebol menyepakati.

Biarpun raut muka Cie Fifi dilihat jengkel, Cie Fifi mengikuti perintah sang cebol. Cie Fifi berlutut, lalu menopangkan ke-2  tangannya di lantai. Lantas Cie Fifi merendahkan badannya serta menyandar kepalanya pada ke-2  tangannya yang saat ini terlipat namun masih menyangga di lantai.

Tanpa ada bercakap apa manalagi, sang cebol menanggalkan celana panjang serta celana dalamnya yang lumayan kusam. Lantas dia dekati Cie Fifi yang telah menungging itu serta menyibak rok Cie Fifi ke atas. Tidaklah ada perlawanan sekalipun dari Cie Fifi waktu celana dalamnya dilorotkan sang cebol sampai ke lutut.

Sang cebol telah siap-siap untuk nikmati badan Cie Fifi. Dia berdiri berada di belakang bokong Cie Fifi, ke-2  kakinya rada direntangkan sedikit, dan sekejap kemudian…

"Engghh…", Cie Fifi melenguh.

Kusaksikan badan sang cebol telah mulai bergerak mundur-maju dibarengi desahan dan rintihan Cie Fifi. Entahlah mulai sejak kapan Cie Fifi jadi budak sex sang cebol ini, namun apabila sudah kali ke sembilan seperti kata Cie Fifi barusan, saya tidak begitu terheran-heran lihat sikap sang cebol yang berani serta semaunya seperti barusan.

Saya tidak pernah mengira Cie Fifi yang tiap hari kelihatan demikian ramah dan enerjik, rupanya mengubur perkara yang tidak jauh beda denganku. Saya berasa haru pada Cie Fifi meskipun dari percakapan mereka barusan, kemungkinan Cie Fifi tinggal 1x kembali memasrahkan badannya dijarah oleh sang cebol itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Tetapi sebuah remasan kurang ajar pada ke-2  payudaraku ini menyadarkanku jika kini nasibku tidak lebih bagus dari Cie Fifi.

"Elok, saya horny nih… Habis mereka tuntas kelak, saya  pengen sama kamu sayang…", bisik Dedi di telingaku, dan dia selalu meremas remas ke-2  payudaraku denzgan keras.

Saya menggelinjang kesakitan. Dan kalimat Dedi barusan membuatku tegang. Kelak Dedi bakal memaksakanku ngeseks dengannya. Saya terkenang intimidasi Dedi pada tempat tambal ban itu, serta hal tersebut membuatku cemas sebab selekasnya saya bakal memperoleh permasalahan bila Dedi mengenali saya menggunakan celana dalam.

‘Duh… bagaimana ini? Cepat Eliza… berpikiir…', saya berteriak dalam hati.

Saya terpikir terkait beberapa argumen yang kupikirkan barusan. Saat ini tinggal bagaimana triknya saya meminta biar Dedi ingin dengar alasanku serta tak memaksakanku buat ngeseks dengannya.

"Oooh…", kudengar Cie Fifi mengerang sampai saya kembali perhatikan Cie Fifi.

Nyatanya sang cebol sedang semangat memaju mundurkan badannya ke selangkangan Cie Fifi. Badan Cie Fifi terbuncang guncang, membuatku sedikit ingin tahu apa penis sang cebol itu lumayan besar. Namun saya kembali menggelinjang kesakitan di saat Dedi meremas ke-2  payudaraku dengan gaungs.

"Ded, udah… sakit… turunin saya donk", saya berbisik dengan dongkol pada Dedi.

"Habis empuk sich", jawab Dedi oleh kurang ajar sekalian meremas bongkahan payudaraku 1 kali kembali, lalu dia menurunkanku dari pangkuannya.

Saya memandang Dedi jengkel, dan dia cuman tersenyum senyuman, kayaknya dia suka sesudah bikin ke-2  payudaraku ini mainannya semenjak barusan.

Suara rintihan Cie Fifi ditambahkan dengusan sang cebol, bikin keadaan di gudang ini jadi sedikit ribut, jadi saya berpikiran ini saat yang cocok untuk sampaikan niat dan alasanku pada Dedi tanpa takut kedengar oleh Cie Fifi maupun sang cebol.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MANIS PART2

"Ded, saya barusan itu sekedar pamit ke WC. Saya oralin kamu saat ini saja ya, ngerinya kelak saya dimaki sama guru jika saya kelamaan di sini.", saya berbisik lambat sembari memandang Dedi serta menanggalkan celana panjangnya seperlunya.

Dedi diam, kayaknya dia lagi memikir.

"Ya udah, saat ini saja", jawab Dedi yang dengan berbisik.

Saya lega dengar jawaban Dedi, serta saya selekasnya berubahkan celana dalam Dedi untuk cari penisnya. Saya terheran sementara lihat penis itu telah ereksi, dan waktu saya memegang tangkai penis itu, berasa demikian keras.

"Telah berdiri Cantik… lantaran kamu", bisik Dedi dengan berlaga mesra.

Saya sedikit risi pun dengar rayuan cabul Dedi. Namun saya tidak ingin buang waktu, saya selekasnya mulai memikat penis Dedi, mengocak tangkai penis itu secara halus.

"Oooh… nikmatnya memekmu Fiii", saya dengar sang cebol mengaduh, serta saat saya melirik menjurus mereka, saya menyaksikan sang cebol tengah menarik penisnya.

Rupanya sang cebol cepat juga keluar. Bagaimana dengan panjang penisnya? Apa lebih pendek dari rata-rata punya beberapa pejantan yang sudah memerkosaku?

Saat ini Cie Fifi terbujur rebah di atas kardus itu. Seingatku, semenjak barusan Cie Fifi cuman mendesah atau mendesah saja, namun tidak hingga sampai melenguh seperti misalnya wanita yang alami orgasme. Apa sebab penis sang cebol itu terlampau pendek? Atau mungkinkah penis sang cebol itu pun seperti penis punya wali kelasku, yang benyek dan cepat keluar itu?

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama