CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MANIS PART3

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MANIS PART3

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MANIS PART3, Hasrat-Bispak12 "Telah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sekalian mengelap penisnya yang jelas belepotan sperma bergabung cairan cinta Cie Fifi itu dengan memakai celana dalam Cie Fifi.

Cie Fifi gak bereaksi, dia cuman diam serta pejamkan matanya. Sang cebol memakai celana dalam serta celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.

Selang berapa saat, Cie Fifi  bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok busananya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.

Kayaknya Cie Fifi betul-betul menyediakan kantung plastik itu untuk menaruh celana dalamnya yang dia ketahui akan dikotori sang cebol seperti saat sebelum awal mulanya.

"Dasar. Telah orangya cebol, gak sadar kali bila burungnya itucebol pula", gerutu Cie Fifi yang setelah itu tinggalkan gudang ini.

Kalimat Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuma pendek, problem yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?

Ya ampun… kenapa  saya mesti ingin tahu dengan penis sang cebol???

"Emmkh…", saya mengesah terhenti di saat tau-tau kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.

"Elok, marilah tukasnya pengin nyepong. Kapan keluarnya jika dari barusan cuman kamu emut saja?", bertanya Dedi yang saat ini dengan kejam selalu tekan nekan kepalaku sampai mukaku tenggelam di muka selangkangannya, serta penis Dedi itu tambah menganiaya lubang kerongkonganku.

"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum serta permainkan lidahku pada penis Dedi, agar dia tak melanjutkan siksaannya padaku.

"Nah… getho cantik… marilah terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang sekarang mendesah serta mengeluh kenikmatan nikmati service oralku.

Ke-2  tangan Dedi membelai rambutku secara halus saat saya lagi usaha bikin penis Dedi berejakulasi. Terkadang saya memandang nakal di Dedi, biar dia semakin terangsang sampai pekerjaanku bakal tuntas lebih bisa cepat.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MANIS PART3

"Mmmhh…?", saya gak dapat berbicara, cuman dapat mengguman gak terang saat kurasakan sepasang tangan meremas ke-2  bongkahan bokongku.

Ke-2  tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu telah tak ada siapa siapa kembali di saat saya melanjutkan service oralku. Lantas ke-2  tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?

"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar nada yang cukup kukenal dari belakangku.

Hatiku seperti kesiram air es. Semenjak kapan Pandu telah ada di dalam sini? Kenapa barusan saya tidak menyaksikannya?

"Mamamm…", saya pengin larang Pandu, namun sekarang mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya tidak dapat berbicara dengan terang.

Telat, Pandu udah membeberkan rok seragam sekolahku, serta saya telah pasrah tunggu hukuman yang bisa diberi Dedi kalaupun dia melihatku menggunakan celana dalam ini.

"Eh Pan Pan… gak bisa… gua dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.

"Iya iya…", gerutu Pandu lalu berganti status dengan Dedi.

Saya diam dengan jantung yang berdetak kian kuat. Dua murid busuk ini dapat selekasnya melumatku di gudang ini, namun yang paling kutakutkan merupakan Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan semuanya rencanaku. Harusnya barusan itu saya berhasil lolos dari gudang ini tak mesti ngeseks dengan Dedi, tapi…

Tidaklah ada waktu untukku buat pikir atau berleha leha. Tiba-tiba badanku telah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2  kakiku yang direntangkan lumayan lebar. Lalu dengan urutan ke-2 kakiku yang terus begitu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu udah mengangkat penisnya yang rupanya sudah ereksi itu di muka mukaku, meminta service oralku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dengan dongkol saya mengulum penis Pandu, serta saya keluarkan semuanya tehnik oralku supaya Pandu cepat sampai pucuk serta kedepan dia tidak turut nikmati lubang vaginaku selesai Dedi tuntas nikmati badanku. Sedangkan kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, cocok pada bagian bibir vaginaku. Dedi telah ketahui. Saya pejamkan mata dan pasrah terima nasibku.

"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… maka itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, karena kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya ngomong kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 memarahi.

Saya gak berani menjawab, gak berani melihat. Mau rasanya saya menangis, tetapi saya tidak ingin kelak kawan temanku khususnya Jenny malahan ajukan pertanyaan bertanya jika kelak mataku dilihat sembab.

Saya cuma dapat pasrah serta lagi mengoral penis Pandu, sembari tunggu hukuman yang bisa dikasihkan Dedi padaku.

"Mmmkh…", saya mendesah terhambat di saat kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku yang tertutup celana dalam ini.

Jemari tangan itu bergerak gerak dalam sana, mengundang kesan yang aneh di saat saya memahami celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mengerang dan selalu mengerang ketahan, namun saya tidak lupa bila saya harus memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini lekas berejakulasi.

"Mmmh… aaahh…", saya gak kuat kembali, saya mengesah serta meronta kesakitan waktu saya rasakan pedih di vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.

"Sedap kan Elok?", sentil Dedi di saat saya melihat ke belakang buat lihat apa yang telah dilakukan Dedi.

Saya lihat sisi bawah celana dalamku digeret ke atas. Ternyata itu bikin sisi depan celana dalamku ini terlipat, serta menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya buat hentikan seluruhnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Namun Dedi betul-betul mau menghukumku. Celana dalamku ini tarik ke atas dan kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini semakin jadi siap.  Di antara pedih dan nikmat.

"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, tetapi Dedi cuma ketawa tawa.

"Telah, gak boleh ngoceh terus! Teruskan!", tiba-tiba Pandu memutar kepalaku sampai parasku kembali menghadap penisnya, serta Pandu selekasnya memberikan penisnya itu ke mulutku.

"Mmmph…", saya mengerang terhenti, namun waktu ini saya gak punya alternatif lainnya, saya harus menyambung service oralku buat penis Pandu.

Di belakangku, Dedi ternyata tidak sabar untuk nikmati badanku. Saya rasakan sisi bawah celana dalamku disingkap, serta suatu benda pijakl, hangat serta lumayan besar, yang tentu kepala penis Dedi itu, saat ini melekat serta menekan bibir vaginaku.

Badanku melafalkanng tidak lama sewaktu penis Dedi memotong lubang vaginaku serta lagi melesak masuk. Saya pejamkan mata mencegah sakit, serta selanjutnya saya terus usaha menambahkan service oralku buat penis Pandu pada saat Dedi mulai memompa lubang vaginaku.

Sekali ini Dedi perlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya setiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menusuk demikian pada dalam lubang vaginaku. Seringkali saya melenguh terhambat, serta saya mulai gak dapat fokus buat mengoral penis Pandu.

Menyebabkan saya mesti tambah menanggung derita waktu Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai mukaku melekat di muka selangkangannya. Saya mesti bertarung menghentikan mual karena berbau apek yang melanda hidungku,  saya mesti mencegah terasa sakit berbaur nikmat di lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.

Sekarang saya cuman mengharap pasienanku ini lekas selesai. Saya pula mengharapkan pakaian seragam sekolahku ini tidak lecek serta basah oleh keringatku sesudah saya tuntas ditiduri oleh dua begundal ini. Sesudah saya menyatukan seluruh tenagaku, saya melingkarkan ke-2  tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap dan menghirup penis Pandu kuat kuat.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MANIS PART3

"Oooh…", Pandu mulai melolong dan kurasakan dia akan melepas penisnya dari gempuranku, barangkali dia tidak bisa membatasi kepuasan service oralku.

Namun saya tidak ingin melepasnya, saya mesti membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2  tanganku yang kugunakan buat menghentikan badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat serta sekejap lalu penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Seluruhnya kulakukan di tengahnya gencarnya sikatan penis Dedi pada lubang vaginaku.

"Aahh… lezatnya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kesenangan waktu kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.

Selanjutnya bajingan tengik ini keluar juga.  Saya menelan semua cairan dalam mulutku ini, tetapi saya tidak pengin Pandu bisa lolos demikian saja. Dia telah menghancurkan rencanaku tadi semestinya udah sukses. Saya sangat jengkel kepadanya.

Saya terkenang bagaimana saya bersama Jenny, Sherly serta Cie Stefanny tempo hari sukses kalahkan tiga pejantan di rumahku, serta kupikir saya kemungkinan dapat memanfaatkan trik yang serupa untuk menumpahkan kekecewaanku di Pandu. Saya selalu mengisap penis di mulutku ini walau penis itu telah melunak benyek.

"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong tidak kuat terima gempuranku, akan tetapi saya belum usai dengannya.

Saya selalu mengisap serta mengisap penis Pandu, hingga kemudian dia menguik nguik seperti disembelih saja. Selanjutnya saya hentikan kulumanku pada penis Pandu, serta waktu saya membebaskan tanganku, Pandu langsung tumbang lemas, sama seperti nasib banyak pejantan di rumahku yang tergelintang selesai saya dan banyak pujaan hatiku balik menggagahi mereka.

"Oooh… kamu nyata-nyata pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau dan menikamkan penisnya dalam pada dalam lubang vaginaku.

Dadaku ibaratnya akan meletus sewaktu saya dengar penghinaan Dedi barusan. Selesai Dedi tuntas siramkan spermanya dalam lubang vaginaku, saya lekas berdiri, kembali tubuh, dan sekali ini saya menampar Dedi.

‘plaak… plaak…', kedua kalinya saya menampar pipi Dedi, keras sekali.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dedi kagum menatapku seperti gak meyakini dengan yang baru-baru ini berlangsung.

"Brengsek, kamu masih dapat bisanya mengolok saya", desisku dengan nada gemetaran sangking emosinya.

Keadaan di gudang jadi sunyi. Deru detak jantungku dapat kudengar dengan terang. Saya menggigit bibir menghentikan tangis. Saya sangat sakit hati di saat Dedi menyebutku pelacur.

Tiada mempedulikan mereka kembali, saya lekas keluar gudang ini. Tetapi saya sadar jika saya harus mengatur diriku dalam toilet, sekalian sekurangnya saya harus bersihkan tersisa sperma Dedi yang menetes dari bibir vaginaku.

Di toilet, saya lekas membawa rok seragam sekolahku, serta saya ambil tissue yang ada buat mengelap lelehan sperma di sekeliling pangkal pahaku. Sejumlah tissue kuambil serta kuselipkan di sisi dalam celana dalamku yang sedikit basah, supaya dapat memudahkan rasa gak nyaman di selangkanganku.

Dan sekali ini saya sudah tidak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya harus terima olokan sebagai berikut? Dengan berurai air mata, saya beres-beres rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung make-up tipis di parasku tidaklah sampai hancur karena air mataku.

‘kriiing…', bel pertanda jam pelajaran ganti telah mengeluarkan bunyi.

Saya cepat keluar toilet dan saya sedikit lari menuju kelasku. Diperjalanan saya memandang pak Totok yang baru keluar kelasku, dan aku terus menjumpainya.

"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tiba-tiba sakit di perut, jadi tidak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian memberikan argumen kenapa saya barusan tidak dapat ada dalam kelas.

"Selamat siang Eliza. Ya, tak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tak ada quiz atau ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu tentu sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Jika masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MANIS PART3

‘Uh… UKS? Gak deh… saya tak mau terkena malapetaka untuk ke-2  kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.

"Gak mesti pak, Eliza udah lebih enak. Terima kasih pak, saya balik ke kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit di pak Totok.

"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.

"Selamat siang pak", kataku dengan lega, dan saya lekas balik tuju ke kelas untuk mengikut jam pelajaran paling akhir.

IV. Sebuah Janji Yang Menggembirakan

"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya telah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny sewaktu saya udah duduk di sampingnya.

"Tadi… saya setelah sakit pada perut Jen", jawabku perlahan.

"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu sesudah nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan takut.

"Iya, barusan perutku tau-tau sakit sekali, saya tidak kuat metahan sakitnya, jadi saya hingga nangis. Tetapi saya telah tambah enak kok saat ini Jen", saya tidak jujur biar Jenny stop meresahkanku

"Saat ini perutmu telah gak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan haru.

Saya geleng-geleng kurang kuat sembari usaha tersenyum pada Jenny.

Sebetulnya saya terasa sedikit tidak nikmat karena saya mesti bohong pada Jenny yang demikian mencermati dan mengasihiku. Perasaan salah ini sedikit mengusikku, walaupun saya tahu ini yaitu yang terhebat, ketimbang ada yang dengarkan percakapan kami waktu saya menyatakan apa yang sesungguhnya terjadi padaku pada saat saya berada pada toilet, ataupun lebih benarnya di gudang barusan.

Namun selang berapa saat Jenny udah kembali repot menarik serta mengejekku masalah Andy. Apa lagi waktu jam paling akhir ini hari guru yang selayaknya mengajarkan di kelas kami tidak masuk, maka kami bebas belajar sendiri. Jenny tambah semangat merayuku, dan saya telah habis akal buat membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuman dapat tersenyum malu.

Serta pada saat saya tidak tahu harus melakukan hal apa, tiba-tiba saya melamunkan Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Apa ya yang lebih kurang tengah dikerjakan Andy? Apa yang lebih kurang ada pada ingatan Andy saat ini? Apa dia memikirku? Tau-tau saya telah berasa kangen di Andy.

"Duh… bidadari yang berikut kembali kasmaran deh… sampai sampai saya tidak dipandang kembali", keluh Jenny.

"Siapa sich…", saya kembali lagi coba menangkis.

"Getho ya? Bila gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sembari memandang ke atas.

"Jeen… apaan sich… memang kamu ingin ngomong apa ke Andy?", saya merengek-rengek.

"Mmm… saya pengen omong apa ya… saya pengin ngomong, jika Eliza tidak senang dengan dia", Jenny menjawab dengan jenis cuek bebek sekalian mulai membunteli buku bukunya ke tas sekolahnya, karena bel pulang sekolah memanglah baru-baru ini keluarkan bunyi.

"Jeen… tidak boleh getho dong… aku…", saya mulai was-was bila kalau Jenny sungguh-sungguh lewat kata ucapnya, dan saya serta selalu merengek-rengek.

"Bila getho kamu tak boleh mengelit terus sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali memikatku.

"Aku…", saya gak dapat bercakap apa manalagi serta mukaku rasanya panas sekali.

Jenny menatapku dengan senyuman jahil. Saya cuman dapat tersenyum malu sekalian merapikan seluruh buku serta alat tulisku ke tas sekolahku. Sesudah doa pulang, saya serta Jenny siap-siap keluar kelas di saat Sherly tiba-tiba ada di muka pintu kelasku.

"Duh…", saya berencana meratap di saat saya lihat Sherly tersenyum senyuman.

"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.

"Kalian ini ingin hingga kapan sich baru bahagia nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.

"Hingga kamu jadian sama Andy, serta nraktir kita kita", kata Jenny dan Sherly nyaris berbareng serta mereka ketawa suka.

"Ssstt!! Apaan sich? Bila lainnya dengar bagaimana coba!", saya marah-marah dengan kuatir.

"Maka itu gak boleh ngelamun saja sayang… review donk di sini telah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sembari memelukku.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MANIS PART3

Saya memandang ke sekitarku, rupanya betul-betul kelasku ini telah kosong selainnya kami bertiga. Namun tetap saya risau kalaupun ada yang dengar kata-kata mereka barusan terkait saya jadian sama Andy. Saya gak mau Andy dengar issu yang tak tidak, saya tidak mau hubunganku dengan Andy yang barusan mulai bersemi ini jadi hancur.

"Yok, kita temani kamu hingga sampai ke mobilmu ya", kata Sherly lalu menggamit tanganku.

"Tetapi, saya ingin mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian lebih dulu saja dech", saya coba berikan argumen buat pisah pada mereka, biar saya gak tiada henti menjadi bahan ledekkan mereka.

"Ya tidak apa apa, ketepatan saya pula haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.

"Saya pun haus kok. Ya telah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang saat ini udah tarik tanganku.

Saya tidak mempunyai argumen kembali, jadi saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Sudah pasti ledekan mereka padaku kembali bersambung, dan saya cuma dapat tersenyum malu.

Hingga di kantin, hatiku jadi geli saat saya lihat sang cebol. Saya terlintas perbuatan busuknya di gudang barusan kepada Cie Fifi.

Tapi saya usaha berlaku biasa. Apa lagi Cie Fifi udah menegur kami dan bertanya apa yang kami pesan. Sesudah kami bertiga tuntas minum, kami selekasnya bayar pesanan kami dan minta pamit di Cie Fifi.

BERSAMBUNG

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama