CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MANIS PART8

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MANIS PART8

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MANIS PART8, Hasrat-Bispak12 Tiba-tiba saya jadi mau ketahui apa yang berlangsung padaku barusan pada saat saya semaput. Karena itu saya ambil telpon selulerku, serta mengontak telephone rumahku.

"Mbak Ika ya?", tanyaku di saat saya dengar nada Sulikah.

"Iya non, saya", jawab Sulikah.

"Tolong panggilin Wawan atau Suwito, atau pak Berbudiin pun bisa", kataku lambat.

"Iya non…", Sulikah menyepakati, dan kudengar suara gagang telephone yang dimasukkan.

Sejenak saya tunggu, dan sesudah saya dengar suara Wawan, saya selekasnya bertanya tujuanku.

"Wan, barusan saya kamu apain saja waktu saya tak sadar diri?", tanyaku ketus.

"Eh… itu non… saya…", Wawan tergagap dengar pertanyaanku.

Saya diam tunggu Wawan menerangkan kelakuannya.

"Barusan non tau-tau tak sadar diri. Saya serta segalanya hingga terkejut non, selalu kami semua coba bangunin non Eliza, tetapi sampai kira-kira sepuluh menit lantas non masih gak sadar", kata Wawan.

"Eh, sepuluh menit… memang saya itu kalian apain saja?", tanyaku ingin ketahui.

"Ya, jujur saja awalannya saya serta lainnya menyangka non pura pura. Saya coba mengelitiki pinggang non, tetapi non diam saja. Selalu saya celupin jemari saya ke memek non, namun non masih tidak sadar, jadi Suwito serta Bijaksanain pula saya suruh tolong bangunin non. Selalu mereka ngeremasin susu non Eliza. Hingga sampai memeknya non itu saya aduk aduk gunakan dua jemari, namun buang waktu saja…", narasi Wawan panjang lebar.

"Dasar kurang ajar. Telah ketahui saya semaput, malahan diedel edel seperi itu. Lagi setelah itu bagaimana ceritanya hingga sampai Cie Natalia tiba?", dengan sedikit kecewa saya kembali bertanya kelanjutan peristiwanya, tetapi saat ini saya justru terangsang memikirkan tindakan mereka bertiga itu.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MANIS PART8

"Yah non… barusan saja saya was-was lihat non gak sadar. Jika tahu non gak apa apa dan kedepannya dapat sadar kembali, ya saya terusin saja main sama non hingga suka. Belum juga Suwito dan Bijakin yang ngomel tidak sempat bisa sisi, saat ini mereka …", kata Wawan yang sekarang malahan dapat bisanya lagi menceritakan sekalian bersungut-sungut.

Namun hatiku bertambah tersengat dengar narasi Wawan. Napasku sedikit mengincar mengayalkan mereka bertiga yang justru repot menjarah badanku tanpa ada peduli jika nona majikan mereka ini tengah jatuh semaput.

Pikiranku sedikit melayang-layang, dan saya akan meraba atau membelai wilayah selangkanganku sendiri di saat klakson mobil berada di belakang menyadarkanku dan membuatku kaget 1/2 mati. Karena itu saya meluncurkan mobilku serta menyingkir sesaat, karena saya khawatir pikiranku kembali kisruh waktu dengar kelanjutan narasi Wawan.

Untung saja rupanya barusan saya sedang stop di lampu merah waktu saya tergoda ujaran Wawan barusan. Serta yang lebih bernilai, untung saja barusan itu saya tidak hingga terburu bermasturbasi di muka umum.

Saya tidak berani mengandaikan peluang ada orang yang melihatku waktu saya melakukan hal segila itu, yang mungkin memberi peluang ke orang itu untuk meningkatkan kesedihan dalam hidupku. Cukup banyak pejantan dalam hidupku yang memperbudak diriku ini.

"Heh… kurang ajar! Udah telah! Gak boleh menyimpang lagi! Ditanyakan masalah Cie Natalia kok…", dengan sedikit memarahi buat menyingkirkan hasrat birahi yang menghinggapiku, saya minta Wawan menambahkan ceritanya seusai kupastikan status mobilku aman di tepi jalan ini.

"Nach kami jadi tambah kebingungan, pengin membawa non ke dokter, kami takut ditanyakan tanyain, lagian kami kan gak mempunyai uang non. Lagi ketepatan non Natalia telephone, nanyain non. Kami ngomong saja non Eliza kembali sakit, serta saat ini kembali tidur.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Terus non Natalia katakan kembali perjalanan ke rumah non Eliza . Sehingga kami membawa non ke kamar non, serta sesudah Sulikah memanfaatkankan pakaian tidur non, kami baringkan non di dipan, lalu menunggu non Natalia ada. Demikian ceritanya non", kata Wawan.

Saya diam dengar ujaran mereka. Untung saja mereka memanfaatkankan pakaian tidurku barusan, jadi saya tidak hingga sampai diketemukan pada kondisi telanjang bundar oleh Cie Natalia.

Serta lantaran saya sudah tahu mengenai semuanya yang pengin kuketahui, jadi saya memutuskan untuk tutup telephone.

"Ya udah bila getho. Ini hari saya tidak pulang, jadi tidak penting dinantiin. Telah dahulu Wan…", kataku dan saya bakal menekan tombol end call waktu kudengar suara Wawan panggil manggilku.

"Apalagi sich Wan?", tanyaku ketus.

"Non, kapan pulang? Rindu sama memek non…", kata Wawan.

"Edan!", saya menghardik dan tombol end call itu langsung kutekan.

VIII. Di Rumah Cie Natalia

Saya kembali meluncurkan mobilku dengan cukup kuat untuk susul mobil Cie Natalia. Selanjutnya kami hingga di dalam rumah Cie Natalia sekitaran jam delapan kurang sepuluh menit.

"Eliza, kelak kamu tidur di kamar Cie Cie saja ya", kata Cie Natalia.

Saya mengusikk menyetujui. Dengan ditolong Cie Natalia, pada akhirnya semuanya barangku udah ada dalam kamar Cie Natalia. Sudah pasti sandal serta sepatuku tak turut masuk, kutaruh di rack sepatu yang siap dari sisi kamar Cie Natalia.

"Eliza, kelak saja mengatur barang barangnya. Ketepatan Cie Cie ingin pergi lihat sama teman-teman, kamu pengen gak turut Cie Cie pergi melihat?", bertanya Cie Natalia saat saya mulai mengatur barang bawaanku.

Saya sedikit kuatir. Saya lagi menanti telephone Andy. Jika saya turut Cie Natalia, saya gak segera akan bicara dengan bebas pada Andy. Namun saya gak dapat mendapati argumen yang baik, karena itu saya menetapkan untuk bercakap terang-terangan di Cie Natalia.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MANIS PART8

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


"Thanks ya Cie, namun sorry Eliza gak dapat turut. Eliza kembali nungguin rekan Eliza yang janji pengin telpon secepatnya", dengan malu saya mau tak mau menampik ajakan Cie Natalia.

"Janji telpon? Periode sama kawan? Hayo… rekan apa kawan nih?", goda Cie Natalia.

Saya cuman dapat menunduk sekalian tersenyum malu.

"Gak apa apa Eliza, Cie Cie mengerti kok. Ya sudah, Cie Cie pergi dahulu ya Eliza", Cie Natalia mohon pamit padaku.

"Iya, thanks ya Cie…", saya mengusikk puas.

Secara singkat, pada akhirnya Cie Natalia pergi bersama kawan temannya, sedang saya santai di kamar Cie Natalia, sendirian.

Tapi saya tidak kesepian, lantaran Andy menghubungiku saat jam delapan malam. Dan bercakap dengan Andy nyata-nyata membahagiakan. Saya tidak mengira Andy yang pendiam itu rupanya cerdas melucu serta kerap membuatku ketawa.

Kami membahas berbagai hal, dan sama-sama menceritakan terpenting perihal beberapa momen di kelas kami masing-masing. Gak berasa kami mengobrol hingga sampai jam sebelas malam. Sebetulnya kami duanya sama belum mengantuk, atau sekurangnya saya belum terasa mengantuk.

Tetapi saya tidak sedap lantaran Andy udah mengontakku kelamaan, kasihan pun kalaupun pulsanya habis makin banyak. Toh saya kan tetap bisa berbicara dengan Andy tiap-tiap hari di sekolah? Bahkan juga, esok saya dapat berjumpa dengan Andy di gereja kalaupun saya ada untuk kebaktian yang diawali di waktu 1/2 sepuluh siang.

"Andy, telah malam nih… aku…", rasanya malas pula, tetapi saya terpaksa sekali mengucapkan ini.

"Oh iya… sudah malam… tetapi esok saya bisa telephone kamu kembali ya Eliza?", bertanya Andy yang dari suara suaranya saya tahu dia demikian mengharapkan, membuatku tersenyum berbahagia.

"Mmm… bisa kok", jawabku malu, serta hatiku puas sekali.

Kami berdua keduanya sama sempat tercenung sekejap.

"Eliza, thanks ya sudah nemenin saya bercakap", kata Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Tidak apa Andy, saya sukai kok eh… bercakap sama kamu…", parasku berasa panas di saat saya menyampaikan ucapan kata sukai barusan.

"Mm… bila begitu sudah dahulu dech Eliza… hingga esok ya… bye bye…", Andy minta pamit padaku.

"Iya… sampai esok Andy… bye", kataku tutup percakapan kami.

Saya memencet tombol end call, serta sekalian tersenyum senyuman saya mengatur barang bawaanku. Saya suka sekali. Saya mengharap Andy memang sungguh menyenangiku. Saya mengharap tidak lama kembali kami berdua betul betul… oh… apa saya salah kalaupun saya mengharap Andy sungguh-sungguh jadi doiku?

Seusai semua tuntas, saya bertukar pakaian tidur. Kemeja kotorku udah kutaruh di kantung plastik yang benar-benar kusiapkan. Saat ini saya menanti Cie Natalia pulang. Sempat terbayang dalam pikiranku, apa ya yang telah dilakukan Jenny, Sherly serta Cie Stefanny sepanjang hari ini?

Apa mereka bertiga sama-sama bercinta? Saya terlintas akan nasib jelek yang menghantam diriku waktu saya harus pasrah dicabuli oleh 5 orang pekerja dalam rumah Jenny itu. Apa Sherly serta Cie Stefanny mesti layani mereka?

Tau-tau saya sadar dapat gempuran hasrat yang menyerang badanku saat lagi saya mengandaikan seluruhnya, jadi saya usaha menggeser pikiranku dari 3 doiku itu melalui cara saksikan TV. Tetapi seusai cukup lama saya menyaksikan TV di kamar Cie Natalia ini, tau-tau saja saya mulai mengantuk.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN ELIZA MANIS PART8

Kupikir Cie Natalia tidak dapat berkeberatan kalaupun saya tidur terlebih dulu. Serta saya udah malas buat ingat ingat terkait peristiwa apa yang udah mengenaiku sepanjang hari ini. Jadi saya mematikan TV itu dan saya tiduran disamping kiri dipan Cie Natalia, coba istirahatkan badanku dari hari hari yang dipenuhi dengan kegiatan sex ini.

Sempat terpikir dalam pikiranku, barusan saya belum menghubungi papah mamaku.

Namun, ah… mereka pasti juga belum pulang ini hari, jadi kupikir tak apa apa jika esok saja saya anyar memberi kabar mereka. Toh saya bermalam di dalam rumah kerabat sendiri. Apalagi saya sudah mengantuk serta ke-2  mataku yang terpejam ini berasa berat sekali buat kubuka.

‘klik…', kabur samar saya sempat dengar bunyi handel pintu kamar ini yang dibuka satu orang.

Nyata itu Cie Natalia yang baru pulang. Namun saya telah terlampau malas untuk kembali bangun cuma buat menegur Cie Natalia. Saya terus pejamkan mataku, serta selang berapa saat saya telah tertidur nyenyak.

TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama